Memiliki orang tua yang terkenal sebagai musisi kawakan, bukanlah modal utama seorang musisi memancarkan karirnya. Sebaliknya, memiliki orang tua musisi juga bisa menjadi boomerang. Kenapa? Karena mereka dituntut untuk memiliki kualitas dan gaya yang sama dengan orang tuanya. Namun bukan perkara mudah mengulang kejayaan sang orang tua.
Fenomena ini dialami oleh beberapa musisi dinegeri kita. Salah satunya dialami oleh putry Elvy Sukaesih, Dhawiya Zaidah. Seperti sang ibu, Dhawiya juga sangat menyukai musik dangdut. Meski memiliki suara bagus, namun Dhawiya kurang memiliki gaya yang membuatnya bisa popular seperti ibunya. Tidak hanya itu, nama sang ibu kerap menjadi bayang-bayang buatnya.
Yang kedua ada nama David putra Yon Koeswoyo (Koes Plus). Jatuh bangun David membentuk grup band yang memiliki gaya musik berbeda dengan ayahnya dalam bermusik dan mempraktekan kiat-kiat mempromosikan album. Namun banyak label yang menawarkan dirinya untuk mengikuti gaya ayahnya. Mati-matian David mempertahankan gayanya sendiri, namun hingga saat ini namanya bahkan tidak dikenal.
Kemudian ada nama Aderaprabu Lantip Trengginas. Pria yang akrab disapa Adera ini adalah putra dari penyanyi ngetop Ebiet G Ade. Tidak mau disebut memanfaatkan nama orang tua, Adera pun membawakan lagu-lagu yang sangat berbeda dengan sang ayah. Adera lebih banyak menyuguhkan lirik tentang cinta. Namun seberapapun usaha Adera untuk melebarkan sayapnya, hingga saat ini belum ada karyanya yang meledak dipasaran.
Usaha para anak musisi yang ingin berhasil ini, patut kita contoh. Bagaimana mereka ingin menciptakan gaya musik sendiri tanpa meminjam nama sang orang tua. Ketiga musisi diatas bekerja keras untuk memperkenalkan karakternya sendiri. Andapun bisa contoh apa yang mereka lakukan ini. Karena itu sedari kini mulailah mempelajari banyak genre lagu beserta alat musiknya. Pelajarilah banyak lagu sembari memetik gitar. Tapi sebelum melakukan itu beli gitar terlebih dulu, agar proses belajar anda tidak terganggu.
Lembon 